Kamis, 17 November 2011

proposal penelitian

Judul : “Studi Konsistensi Guru Dalam Menerapkan Model   Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMP Negeri Sekota Lhokseumawe”.
1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan perwujudan dari salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang pambangunan yang dapat parhatian serius dari pemerintah. Dengan memahami tujuan pendidikan maka tercermin bahwa pendidikan merupakan factor yang sangat strategis sebagai dasar pembangunan bangsa. Sejalan dengan itu apabila dihubungkan dengan ekstensi dan hakaikat hidup manusia, kegiatan pendidikan diarahkan pada manusia sebagai mahluk individu, sosial, dan religius. Menurut Shertian (2000) pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidiakn bertujuan untuk menngkatkan kualitas sumberdaya manusia, dan salah satu usahanya adalah melaui suatu proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha tersebut, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus. Sekarang ini masalah pendidikan menghadapi berbagai masalah salah satunya adalah rendahnya kualitas hasil pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan.
Hal ini tercermin dari masih relative rendahnya nilai rata-rata ujian nasional (UN) yang dicapai siswa khususnya pada mata pelajaran biologi. Rendahnya mutu pandidiakn di indonesia, banyak opini yang muncul baik datangya dari pejabat, pakar dan praktisi pendidikan ataupun masyarakat antara lain, kurangnya kualitas tenaga pengajar, gaji guru yang rendah, muatan kurikulum terlalu padat dan pola pembelajaran yang kurang menarik. Kurang optimalnya pelaksanaan sistem pendidikan (yang sebenarnya sudah cukup baik) di Indonesia yang disebabkan sulitnya menyediakan guru-guru berkompetensi untuk mengajar di daerah-daerah. Sebenarnya kurikulum Indonesia tidak kalah dari kurikulum di negara maju, tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal. Kurang sadarnya masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi mendatang sehingga profesi ini tidak begitu dihargai. Sistem pendidikan yang sering berganti-ganti, bukanlah masalah utama, yang menjadi masalah utama adalah pelaksanaan di lapangan, kurang optimal. Terbatasnya fasilitas untuk pembelajaran baik bagi pengajar dan yang belajar. Hal ini terkait terbatasnya dana pendidikan yang disediakan pemerintah. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan depdiknas untuk meningkatkan kompetensi guru, tetapi tindak lanjut yang tidak membuahkan hasil dari kegiatan semacam penataran, sosialisasi. Jadi terkesan yang penting kegiatan itu terlaksana selanjutnya, tanpa memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh. Jika kondisi semacam itu tidak diubah untuk dibenahi kecil harapan pendidikan bisa lebih maju/baik. Maka pendidikan Indonesia sulit untuk maju. Selama ini kesan kuat bahwa pendidikan yg berkualitas mesti bermodal/berbiaya besar. Tapi oleh pemerintah itu tidak ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa pendidikan akan membaik jika gurunya berkompetensi dan cukup dana untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan mahluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan. Berdasarkan pemantauan penulis di SMP Negeri Kota Lhokseumawe sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam belajar biologi. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa kebanyakan diam (pasif), kurang aktif dalam bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan dalam proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode pambalajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keterlibatan secara aktif tersebut mencakup keterlibatan fisik maupun intelektual emosional (Dimyati dan Mujiono, 2006). Tetapi dalam kenyataanya selama ini guru masih belum maksimal dalam melakukan pengolaan pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat banyak guru hanya mengajar dengan menyampaikan materi kepada siswa saja, sehingga proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru sehinnga siswa bertindak pasif dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapkan pengolaan kegiatan pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu pengolaan pembelajaran melalui penerapan dengan model yang sesuai yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Guru harus biasa memilih model yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran untuk diterapkan di kelas. Hal ini juga harus didukung dengan konsistensi guru dalam menerapkan model yang ia pilih dan sesuai dengan RPP yang ia susun.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Studi Konsistensi Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMP Negeri Sekota Lhokseumawe”.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Apakah para guru biologi sekota Lhokseumawe sudah konsisten dalam menerapkan model pembelajaran yang ada di RPP yang ia buat?
2.      Sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang ia buat di RPP?
1.3  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk melihat apakah guru biologi sekota Lhokseumawe sudah konsisten dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat.
2.      Untuk mengetahui sejauh mana kekonsistensian guru dalam menerapkan model pembelajaran di SMP Negeri sekota Lhokseumawe.



1.4  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi bagi guru dan kepala sekolah dan dinas terkait dalam meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan konsistensinya guru dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat.
1.5  Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu setiap guru memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dalam menerapkan model pembelajaran pada mata pelajaran biologi. Dan pada penelitian ini diduga bahwa kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi.
1.6   Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian maka, ruang lingkup penelian ini hanya pada SMP Negeri sekota Lhokseumawe.
1.7  Definisi Operasional
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal. Sedangkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
1.8   Tinjauan Pustaka
a.       Belajar Dan Mengajar
·         Belajar
Menurut Gagne (1984:dalam Rusfidra,2006) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27 dalam Rusfidra,2006) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Belajar adalah perubahan tingkah laku
2.      Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan
3.      Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.

Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992:10) Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol (Arief Sukadi 1984:8 dan Rusfidra, 2006) Tujuan -tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut. Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 2 Tahun 1989), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik. Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar khususnya prinsip berikut :
1.      Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif;
2.      Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
3.      Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi.
4.      Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti; dan
5.      Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971 dan Rusfidra, 2006)

·         Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Duffy dan Roehler 1989 (dalam Arianto Sam.2008) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU (1994 dalam Arianto Sam.2008) istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll. Selama ini Gredler 1986 (dalam Arianto Sam.2008) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena itu lingkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan.
(Gagne dan Briggs 1979:3 dalam Rusfidra,2006) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994:3) Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik.
Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984:10 dalam Rusfidra,2006). Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.(Arief. Sukadi 1991:12).
b.       Guru
Guru merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Dalam menjalankan fungsinya sebagai agen pembelajaran, guru harus memiliki empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Selain itu, berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, setiap guru harus memiliki kualifikasi pendidikan sarjana satu atau diploma IV. Guru merupakan faktor determinan dalam revitalisasi pendidikan nasional. Guru adalah motivator, fasilitator sekaligus ilmuwan. Guru merupakan Tingkatan keahlian dari seorang hacker. Istilah ini digunakan pada seseorang yang mengetahui semua hal pada bidangnya, bahkan yang tidak terdokumentasi. Ia mengembangkan trik-trik tersendiri melampaui batasan yang diperlukan. Kalau bidangnya berkaitan dengan aplikasi, ia tahu lebih banyak daripada pembuat aplikasi tersebut. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal.
1.9  Metode Penelitian
a.       Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 02 Agusstus 2012
b.       Rancangan Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode analitik. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengguanakan observasi, wawancara atau angket mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang akan kita teliti. (Ruseffendi,E.T.1994:30)
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen. Adapun jenis dari penelitian deskriptif pada penelitian ini adalah daskriptif Analitik. Dimana studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif kecil jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, analitik sampel tentang hal-hal yang nyata, dan analitik sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
c.        Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruahan objek penelitian (Arikunto. 2005). Dalam penelitian survey, populasi adalah kelompok untuk mana para peneliti ingin melakukan generalisasi; yaitu, kelompok untuk mana hasil penelitian akan diterapkan atau diberlakukan dalam penelitian ini, target populasi kami adalah semua guru bidang studi biologi di kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe tahun ajaran 2011/2012 dari semua lulusan program sarjana.
Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto. 2005). Sample harus representative artinya segala karasteristik populasi harus tercermin dalam sample yang akan diambil. Sampling merupakan persoalan metodologikal yang krusial dalam penelitian survey. Karena biasanya tidak mungkin melakukan survey terhadap seluruh angota populasi, maka para peneliti biasanya memilih sebuah sub kelompok (sampel) dari populasi tersebut. Prinsip pokok dalam memahami tentang pengambilan sampel (sampling) adalah bahwa bagaimana cara sampel tersebut dipilih mempengaruhi kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian. Sampel yang dipilih untuk penelitian harus serupa dengan populasinya, karena hasil atau kesimpulan penelitian yang diambil dari sampel akan diberlakukan/digeneralisasikan kepada populasinya. Untuk penelitian ini teknik pengambilan sample yang digunakan adalah teknik random sederhana yaitu dengan cara memberi nomor semua anggota populasi, dalam hal ini semua guru bidang studi biologi di kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe tahun ajaran 2011/2012, kemudian membuat nomor- nomor pada kertas-kertas kecil, kertas kecil kemudian digulung, dimasukkan dalam tempat dan dilocok. Kita melakukan pengocokkan terus sampai memperoleh sejumlah kertas kecil bernomor sebanyak yang diperlukan. Dalam penelitian ini diperlukan sebanyak 30% sample dari populasi yang ada.
d.      Instrumen Penelitian
Menurut suharsimi (1999 : 151) instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar peneliti lebih mudah mendapatkan hasil dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap sistematis. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Angket (kuisioner)
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dangan jawaban yang telah disediakan pada setiap item pertnyaanya.menurut faisal (1981:4) disebut angket tertutup, bila item pertanyaan pada angket disertai kemungkinan jawabanya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dinilainya paling sesuai. Dalam pembuatan angket tertutup ini penulis menggunakan sekala likert. Menurut sugiono (2005:107) sekala likert terdiri dari empat tingkatan yaitu selalu (sl), sering (sr), kadang-kadang(kd), tidak pernah (tp). Untuk kriteria penilaian peritem. jawaban yang dijawab dijelaskan dalam tabel berikut:
No
Tingkatan
Skala Likert
Skort
Jawaban
1.
Selalu
1


2.
Sering
2


3.
Kadang-kadang
3


4.
Tidak pernah
4


Sumber : Sugiono (2005:108).
Adpun lankah- langkah yang dilakukan dalam penyusunan angket adalah
a. Penyusunan Indikator
Sebelum angket ini disusun, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi angket yang meliputi indikator faktor internal guru biologi saat melakukan proses pembelajaran.
b. Penyusunan Angket
 Setelah kisi-kisi angket dibuat selanjutnya dilakukan penyusunan penrnyataan angket yang berhubungan dengan indikator.
 c. Ujicoba Angket
 Angket yang sudah disusun tersebut kemudian di ujicobakan. Menurut sugiono (2005:213) untuk menentukan valid atau tidak valid suatu butir dalam angket digugunakan rumus angka kasar.
2.      Observasi
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap mengamati (observasi) yaitu:
1. Melakukan diskusi dengan guru biologi dan kepala Sekolah untuk rencana observasi.
2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran yang dilakukan guru kelas VII SMP Negeri sekota Lhokseumawe.
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran.
4. Menganalisis temuan saat melakukan observasi dan pelaksanaan observasi
3.      Pengumpulan data
a.       Data Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua data yang digunakan, yang pertama adalah data tentang keterampilan guru biologi kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe dalam menerapkan model pembelajaran, dan yang kedua data tentang nilai ujian biologi siswa kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe.
b.      Sumber Data
Menurut suharsimi (1999:112) sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan. Adapun responden penelitian ini adalah guru biologi kelas VII SMP Negeri kota Lhoksemawe. Kemudian untuk data tentag hasil ujian, datanya berupa nilai ujian akhir biologi siswa.
c.       Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data angket penelitian terdistribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan uju lilloefors. Menurut sujana (1992:446) langkah-langkah Lilliefors sebagai berikut :
1.      Membuat Tubulasi Data
2.      Mengadakan pengamatan tarhadap X¬1, X2,..........,Xn untukl diubah menjadi angka baku Z1, Z2,.........., Zn
Keterangan:
Z1              : Angka baku
X               : Rata-rata
S                : Simpangan Baku
3.      Menentukan peluang F (Z¬¬¬i) = P< (Z¬¬¬i) berdasarkan daftar distribusi normal baku.
4.      Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,………….,Zn. Yang lebih kecil atau sama dengan Z. jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z¬¬¬i) maka rumusnya S(Zi)= Harga mutlak dihitung dari selisih F(Z¬¬¬i)- S(Z¬¬¬i) dan diambil dari harga mutlak Yang paling besar sebagai L- hitung (L0).
5.      Dari L table (Lt) untuk sebanyak N dan taraf nyata @= 0,05 dan dibandingkan dengan (L0)
6.       Pada taraf nyata @= 0,05, jika (L0) < (Lt) maka table terdistribusi normal dan juka sebaliknya sampel terdistribusi normal.













DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Joko. 1997. Model Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Kuntoro, Ari.1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Shertian. 2000. Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalan Rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Rosdakarya.
Sudijono, A. 1996. Metode Stastitik. Bandung : Tarsito.
Silbermen. 1996. Active Learning. Yogyakarta : Nusa Media.

RPP Sistem Pernapasan


BIOLOGI VIII
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
Sekolah                         : SMP
Kelas                             : VIII (Delapan)
Mata Pelajaran            : IPA BIOLOGI

Standar Kompetensi
1.      Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Kompetensi Dasar
1.5.  Mendeskripsikan sistem pernapasan pada manusia dan hubungannya dengan kesehatan..           
Indikator
1.      Membandingkan macam organ penyusun sistem pernapasan pada manusia.
2.      Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan.
3.      Membandingkan stuktur, fungsi, dan proses system pernapasan pada manusia dan beberapa hewan tetentu.
4.      Mendata contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya.
Alokasi waktu : 4 jam (2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat:
1.      Menjelaskan pengertian pernapasan (respirasi).
2.      Membedakan pernapasan eksternal dan pernapasan internal.
3.      Menyebutkan alat-alat pernapasan pada manusia dan vertebrata.
4.      Menjelaskan proses pernapasan yang terjadi di dalam tubuh manusia.
5.      Menyebutkan alat-alat pernapasan pada manusia.
6.      Menjelaskan karakteristik dan fungsi alat-alat pernapasan pada manusia.
7.      Mengamati bagian-bagian alat pernapasan pada manusia.
8.      Membedakan proses inspirasi dan ekspirasi pada proses pernapasan.
9.      Menjelaskan mekanisme pernapasan dada pada manusia.
10.  Menjelaskan mekanisme pernapasan perut pada manusia.
11.  Menjelaskan pengertian volume paru-paru.
12.  Membedakan volume total, volume tidal, dan volume residu dari volume udara pernapasan.
13.  Menjelaskan proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida selama proses pernapasan.
14.  Menyebutkan kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.
15.  Menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.
16.  Menjelaskan bahaya merokok bagi kesehatan.
17.  Menyebutkan racun yang terkandung dalam rokok.
18.  Menyebutkan penyakit yang diakibatkan oleh merokok.
19.  Menjelaskan sistem pernapasan pada hewan vertebrata.
B. Materi Pembelajaran
       Sistem Pernapasan pada manusia dan vertebrata
C. Metode Pembelajaran
 1.  Model   :   
Ø  Direct Instruction (DI)
Sintaks Model Pembelajaran Langsung
Fase-fase
Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
Siswa

Menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya, mempersiapkan siswa untuk belajar.
Fase 2
Mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan

Mendemonstrasikan keterampilan yang benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap

Fase 3
Membimbing pelatihan

Merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal

Fase 4
Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan

Fase 5
Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan

Mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dlm kehidupan sehari - hari


Ø  Cooperative Learning
Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif (Cl)
Fase-fase
Perilaku Guru
Fase 1
Menyampaikan tujuan dan memotivasi
Siswa

Menyampaikan semua tujuan yang ingin dicapai selama pembelajaran dan memotivasi siswa belajar

Fase 2
Menyajikan informasi

Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan

Fase 3
Mengorganisasikan siswa kedalam kelompok – kelompok belajar

Menjelaskan kpd siswa bgm cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien

Fase 4
Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Membimbing kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka

Fase 5
Evaluasi

Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari/meminta kelompok presentasi hasil kerja

Fase 6
Memberikan penghargaan

Menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok


 2.  Metode :
Ø  Diskusi kelompok
Ø   Eksperimen
Ø   Observasi
Ø   Ceramah
D. Langkah-langkah Kegiatan
1.        Pertemuan Pertama
Ø  Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a.       Motivasi dan Apersepsi
·         Guru melakukan demonstrasi yang dimana siswa diminta untuk berdiri. Setelah berdiri siswa mengikuti apa yang di perintahkan oleh guru. Yang pertama coba anak-anak tutup hidung kalian selama satu menit. Lalu guru bertanya kepada siswa apa yang kalian rasakan ketika hidung kalian ditutup selama satu menit? Apakah kalian bisa bernapas?
·         Selanjutnya guru meminta siswa untuk menutup mulut selama satu menit. Setelah itu guru bertanya kepada siswa” apa yang kalian rasakan kalau sebaliknya mulut yang tertutup? Apakah kalian bisa bernapas?
·         Yang terakhir guru meminta siswa untuk merentangkan tangan. Lalu menghirup udara dan melepaskannya. Setelah itu guru bertanya “ apa yang kalian rasakan ketika kalian menghirup udara dan melepaskannya? Apakah terjadi sebuah proses bernapas?
b.      Prasayarat pengetahuan
·         Dari hasil demonstrasi tersebut guru bertanya kepada siswa tentang materi apa yang akan diajarkan pada pertemuan ini? Setelah itu guru bertanya untuk membuka pengetahuan siswa dengan pertanyaan “ apakah yang dimaksud dengan pernapasan?
·         Apakah sistem pernapasan pada manusia dan hewan itu sama?

Ø  Kegiatan Inti (60 menit)
·         Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
·         Setiap peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok.
·         Setelah pembagian kelompok guru mengarahkan untuk bereksperimen.
·         Guru menyediakan alat untuk praktikum yang berhubungan dengan materi pernapasan.
·         Setelah melakukan eksperimen peserta didik dengan kelompok yang telah dibagi tersebut diminta untuk mengisi LKS (Lembar Kerja Siswa) yang telah disediakan oleh guru.
·         Selesai mengisi LKS guru memberikan kesempatan kepada perwakilan setiap  kelompok untuk membacakan hasil LKS yang telah dikerjakan.
·         Pada tahap diskusi yang kedua ini guru memberikan tugas pada setiap kelompok.
·         Kelompok pertama diberikan tugas untuk mencari defenisi pernapasan, alat-alat pernapasan dan fungsinya.
·          Pada  kelompok kedua diberikan tugas mencari proses pernapasan dada dan perut sistem pernapasan pada hewan Vertebrata.
·         Kelompok terakhir mencari tugas kelainan terjadi pada sistem pernapasan.
·         Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·         Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
Ø  Kegiatan Penutup (10 menit)
·         Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·         Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·         Guru memberikan tugas rumah berupa penyakit apa saja yang diakibatkan apabila sistem respirasi terganggu.
2.    Pertemuan Kedua
Ø  Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
a.              Motivasi dan Apersepsi:
·         Guru menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya.
·         Guru bertanya kepada siswa mengenai seputaran rokok. Misalkan apakah berbahaya orang yang merokok?
·         Guru memancing siswa dengan sebuah pertanyaan “ apabila rokok itu berbahaya mengapa dijual?
·         Alat apakah yang digunakan ikan pada waktu bernafas?
b.              Prasyarat pengetahuan
·         Guru bertanya sebutkan racun yang terkandung dalam rokok?
·         Bagaimana mekanisme pernapasan pada ikan?

Ø  Kegiatan Inti (60 menit)
·         Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok menjadi 3 kelompok.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan..
·          Guru menjelaskan kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan.
·         Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan bahaya merokok bagi kesehatan.
·          Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk menyebutkan racun yang terkandung dalam rokok.
·          Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan penyakit yang diakibatkan oleh merokok.
·          Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal.
·          Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·           Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan sistem pernapasan pada hewan.
·         Guru membagi tugas kelompok:
·         Kelompok pertama diberi tugas untuk menjelaskan sistem pernapasan pada ikan  dan amfibi.
·         Kelompok kedua diberi tugas untuk menjelaskan sistem pernapasan pada reptil dan mamalia.
·         Kelompok ketiga diberi tugas untuk menjelaskan sistem pernapasan pada burung.
·          Tugas kelompok diberkan 1 minggu sebelum proses pembelajaran dilaksanakan.
·          Setiap kelompok melaporkan hasil pengamatannya dalam bentuk karya tulis.
·          Setiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.
·         Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya.
·         Peserta didik memperhatikan tayangan video mengenai sistem pernapasan pada manusia dan hewan vertebrata yang telah dipersiapkan oleh guru.

Ø  Kegiatan Penutup (10 menit)
·         Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memiliki kinerja dan kerjasama yang baik.
·          Peserta didik (dibimbing oleh guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman.
·         Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.

E. Sumber Belajar
 a. Buku IPA Biologi
 b. Peta Konsep
 c. Alat dan bahan praktikum
        
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian:
·         Tes tertulis
·         Penugasan
2. Bentuk Instrumen:
·         Tes PG
·         Tes uraian
·         Tugas rumah
3. Contoh Instrumen:
·         Contoh tes PG
Pertukaran udara secara difusi dilakukan pada ....
a. alveolus                              c. Bronkus
b. trakea                                 d. Pulmo
·         Contoh tes uraian
Buatlah tabel yang menjelaskan perbedaan proses inspirasi dengan ekspirasi.
  • Contoh tugas rumah 
Buatlah sebuah artikel mading berwarna tentang penyakit-penyakit akibat dari rusaknya alat pernapasan dengan 3 orang teman kalian. Jelaskan selengkap-lengkapnya tentang penyakit tersebut, mulai:
§  sejarah        
§  apa penyebabnya
§  gejalanya     
§  cara mengatasinya
Kalian dapat membuat artikel tersebut dalam poster berukuran 50 cm x 40 cm kemudian disajikan semenarik mungkin. Kalian dapat mempresentasikan artikel  tersebut kemudian menempelnya dimading kelas atau mading sekolah.


Banda Aceh, 18 Oktober 2011

Mengetahui
Dosen Pembimbing                                                      Guru Mata Pelajaran
Dr. Cut Nurmaliah, M.Pd                                          Fitri Aria hsb
NIP. 196103171986032001                                          NIM. 0806103010062










Materi ajar
Sistem Pernapasan
Bernapas merupakan proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungannya. Respirasi adalah proses penggunaan oksigen dalam pembakaran makanan untuk menghasilkan energi. Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Untuk bernapas manusia maupun hewan memerlukan alat-alat pernapasan. Alat-alat pernapasan berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh. Alat-alat pernapasan pada manusia yaitu berupa rongga hidung -à pangkal tenggorokan (faring) àbatang tenggorokan (trakea) à bronkus (cabang tenggorokan) à paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
a.       Rongga hidung (Cavum nasalis)
Terdapat 3 perlakuan : yang pertama udara yang masuk melalui hidung kemudian disaring oleh rambut hidung dan selaput lendir. Pada rambut-rambut hidung menyaring partikel debu yang besar sedangkan pada lendir berfungsi memerangkap debu halus dan bakteri. Yang kedua didalam rongga hidung terdapat pengaturan suhu berdasarkan lingkungan. Artinya udara yang masuk akan dihangatkan oleh darah yang ada di dalam pembuluh darah kapiler di rongga hidung. Apabila udara diluar dingin maka didalam hidung udara mengalami pemanasan sesuai dengan suhu badan. Tanda penyesuaian itu antara lain bila berada ditempat yang dingin atau panas hidung akan berlendir dan mengeluarkan cairan. Yang terakhir didalam hidung udara diatur kelembapannya oleh lapisan lendir.

b.      Pangkal tenggorokan (Faring)
Setelah melalui hidung, udara masuk ke pangkal tenggorokan melalui faring. Faring merupakan persimpangan rongga mulut ke kerongkongan dan rongga hidung ke tenggorokan. Dari pangkal tenggorokan udara masuk ke batang tenggorokan. Pangkal tenggorokan ini terdiri dari atas katup dan tulang rawan yang membentuk jakun. Pada pria jakun akan tumbuh lebih besar dibandingkan pada wanita sehingga akan tampak lebih menonjol. Pada pangkal tenggorokan terdapat pita suara tepatnya didalam jakun. Selaput suara akan bergetar bila teraliri udara dari paru-paru. Getaran itulah yang kemudian menimbulkan suara.

c.       Batang tenggorok (Trakea)
Batang tenggorok terdapat didaerah leher didepan kerongkongan. Batang tenggorok merupakan pipa yang kaku dan tetap terbuka karena terdiri dari gelang-gelang tulang rawan yang dilapisi oleh selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Rambut-rambut getar berfungsi untuk menolak debu atau benda asing yang masuk bersama udara. Dengan demikian paru-paru akan terhindar dari kotoran yang dapat menimbulkan gangguan.

d.      Paru-paru
Paru-paru berjumlah sepasang, yaitu paru-paru sebelah kiri dan paru-paru sebelah kanan. Paru-paru terletak dirongga dada diatas sekat diafragma. Diafragma atau sekat rongga badan ialah rongga yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Paru-paru kanan memiliki tiga gelambir sedangkan paru-paru kiri memiliki dua gelambir. Paru-paru terbungkus oleh selaput yang dinamakan pleura. Selaput paru-paru atau pleura membungkus alveolus-alveolus didalam paru-paru terdapat lebih kurang 300 juta alveolus yang jika dibentangkan luasnya sekitar 80 meter persegi sehingga memungkinkan penyerapan oksigen lebih efisien.

Proses Pernapasan
Proses pernapasan ini terdiri dari menghirup udara atau menarik napas dan mengeluarkan udara atau menghembuskan napas. Proses menarik napas atau menghirup udara dinamakan proses inspirasi. Sedangkan proses mengeluarkan udara dari paru-paru dinamakan proses ekspirasi. Jadi pada saat kita bernapas terjadi dua mekanisme penting inspirasi dan ekspirasi. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan oleh perubahan tekanan udara di rongga dada dan dirongga perut. Perubahan tekanan udara disebabkan oleh perubahan volume udara rongga dada dan peru. Semua perubahan itu akibat kontraksi otot-otot pernapasan yaitu otot diafragma, otot sela iga atau otot antar tulang rusuk dan otot perut. Berdasarkan aktifitas otot-otot pernapasan, maka pernapasan dibedakan menjadi dua yaitu pernapasan dada (pernapasan tulang rusuk) dan pernapasan perut (pernapasan diafragma).
1.      Pernapasan dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antar tulang rusuk. Mekanismenya yaitu :
Ø  Fase inspirasi
Fase ini berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil dari pada tekanan diluar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
Ø  Fase ekspirasi
Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antar tulang rusuk ke posisi semula yang diikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi lebih kecil. Sebagai akibatnya tekanan didalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbondioksida keluar.
2.      Pernapasan perut
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktivitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanismenya yaitu :
Ø  Fase inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi lebih kecil sehingga udara luar masuk.
Ø  Fase ekspirasi. Pada fase ini fase berelaksasinya otot diafragma kembali ke posisi semula, mengembang sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar akibatnya udara keluar dari paru-paru.
Volume dan Kapasitas Paru-Paru
Ø   Volume tidal : udara yang keluar masuk paru-paru pada saat keadaan relaks = 500 ml.
Ø   Volume cadangan inspirasi / udara komplementer : volume tidal paru-paru yang mendapat udara ekstra dari luar pada saat inspirasi lebih dalam = 1500 ml.
Ø  Volume cadangan ekspirasi/ udara suplementer : volume udara yang dikeluarkan setelah ekspirasi normal = 1500 ml.
Ø  Kapasitas vital paru-paru : total udara yang keluar masuk paru-paru pada saat inspirasi sedalam-dalamnya dan ekspirasi sekuat-kuatnya.
Ø   Kapasitas vital paru-paru = volume tidal + volume cadangan inspirasi + volume cadangan inspirasi.
Mekanisme Pertukaran Gas di Dalam Tubuh
a. Pertukaran gas di paru-paru
Ø  Pertukaran gas di alveoli terjadi melalui difusi
Ø  O2 yang berdifusi ke dalam darah umumnya berikatan dengan Hb membentuk oksihemoglobin di dalam eritrosit
b. Pertukaran gas di jaringan
Ø  Setelah sampai di sel-sel, darah mengalir ke jaringan tubuh.
Ø  Setelah sampai di sel tubuh, O2 dilepas dari ikatan oksihemoglobin dan masuk ke sel-sel tubuh.
Ø  Pada saat bersamaan CO2 dari sel-sel tubuh masuk ke dalam darah
Ø  dan sebagian kecil bergabung dengan Hb membentuk ikatan
Ø  karboksihemoglobin.
Bahaya Merokok Terhadap Sistem Pernapasan
Ø  Tembakau pada rokok mengandung nikotin yang terikat pada asam organic yang akan keluar bila tembakau dibakar, dikunyah, dan dihirup. Rokok juga mengandung senyawa kimia piridin, amonia, karbon dioksida, karbon monoksida, keton, aldehid, dll. Nikotin mempengaruhi pusat pernapasan di otak, memperlambat denyut jantung, menyempitkan arteri, dan menyebabkan muntahmuntah.
Kelainan Pada Sistem Pernapasan
  1. Sinusitis g. Fibrosis
  2. Tonsilitis h. Bronkitis kronis
  3.  Laringitis i. Asma
  4.  Pneumonia j. Kanker paru-paru
  5.  Emfisema k. Asfiksia
  6. Tuberkulosis
 Sistem Pernapasan Hewan
1. Sistem Pernapasan Ikan
  1. Inspirasi
Insang bergerak ke samping operculum tetap menempel pada rongga tubuh mulut membesar tekanan air dalam rongga mulut kecil air masuk rongga mulut.
  1. Ekspirasi
Setelah inspirasi, air mengalir melalui mulut menuju insang. O2 yang terlarut dalam air akan bersentuhan dengan filament insang, berdifusi dari air ke kapiler-kapiler darah Darah yang kaya oksigen beredar ke seluruh tubuh, dan CO2 dari kapiler darah berdifusi ke air. Pada saat celah mulut menutup, operculum membuka, sehingga air keluar.
















LKS (Lembar Kerja Siswa)
Praktikum Sistem Pernapasan
Penelitian biologi sederhana ini mempunyai tujuan penting agar:
  1. mengetahui bahwa bernapas itu penting dan merupakan proses dalam hidup yang otomatis;
  2. mengamati dan mencatat data dalam proses pernapasan;
  3.  memperagakan bagaimana udara masuk dan keluar dalam proses pernapasan di paru–paru;
  4. mengamati bagaimana pernapasan dapat berubah seiring dengan perubahan aktivitas yang berbeda pula; dan
  5. penggunaan perhitungan sebagai alat untuk mengumpulkan data.

Landasan Teori           :
Bernapas merupakan proses pertukaran gas antara organisme dengan lingkungannya. Respirasi adalah proses penggunaan oksigen dalam pembakaran makanan untuk menghasilkan energi. Sistem pernapasan atau sistem respirasi adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran gas. Untuk bernapas manusia maupun hewan memerlukan alat-alat pernapasan. Alat-alat pernapasan berfungsi untuk mengambil oksigen dari udara dan mengeluarkan karbon dioksida dari dalam tubuh. Alat-alat pernapasan pada manusia yaitu berupa rongga hidung -à pangkal tenggorokan (faring) àbatang tenggorokan (trakea) à bronkus (cabang tenggorokan) à paru-paru (bronkiolus dan alveolus).
Aktivitas 1
Mengumpulkan salah satu gas yang keluar dari napas yang kita embuskan.
  • Alat dan bahan
Handuk basah, cermin tangan
  • Prosedur
Gunakan handuk basah untuk membersihkan dan mengeringkan cermin. Pegang cermin mendekati mulut, tetapi tidak menyentuhnya. Embuskan dua atau tiga napas ke hadapan cermin tersebut. Periksa apa yang terjadi pada permukaan cermin.
  • Pertanyaan
  1. Apa yang terjadi pada cermin?
  2. Mengapa cermin tersebut memburam?
 Aktivitas 2
 Mendengarkan napas teman; menghitung embusan napas dalam satu menit.
  • Alat dan bahan
Stetoskop (bila diperlukan); jam atau stopwatch dalam genggaman tangan,
  • Prosedur
Percobaan 1
Gunakan stetoskop untuk mendengarkan secara jelas embusan napas teman. Tahan napas selama mungkin untuk menghitung seberapa lama setiap anak dapat menahan napas.
Percobaan 2
Tiap anak berpasangan; satu anak bernapas, anak yang lain menghitung dengan memegang jam atau stopwatch. Dalam keadaan tenang, anak yang bernapas duduk tenang. Dalam 1 menit, secara serentak anak yang memegang alat penghitung menghitung berapa kali embusan napas teratur yang dilakukan pasangannya. Setelah selesai, lalu bertukar pasangan dan lakukan prosedur yang sama.
Percobaan 3
Sebelum memulai menghitung napas di percobaan 2, anak-anak yang bernapas berlari-lari di tempat atau melompat-lompat di tempat terlebih dahulu selama 60 detik. Bila telah selesai, ulangi aktivitas percobaan 2.
Jangan lupa untuk mencatat setiap perhitungan napas dalam setiap percobaan di kartu anak–anak yang telah disediakan.
  • Pertanyaan: 
  1. Dalam kasus seperti apa kita bernapas lebih dari biasanya? Kenapa?
  2. Apakah menurutmu kita akan bernapas lebih cepat atau lebih lambat setelah berlari selama 10 menit?
  3. Mengapa kita tidak bisa menahan napas selama lebih dari 5 menit?
  4. Buat hasil dari praktikum beserta jawaban dari pertanyaan tersebut di kertas

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review