Senin, 25 Desember 2017

Otto Oh Otto


Picture by Isma
Otto Oh Otto

 Tak pernah bermimpi bisa sampai disuatu tempat terpencil yang jauh dari jamahan manusia kota. Ya,  inilah Dusun ku yang bernama Walsekat. Dusun yang berada di tengah hutan dan diatas bukit. Dusun yang hanya memiliki 25 rumah saja, Dusun yang hanya memiliki penduduk kurang dari seratus orang dan Akses menuju kedusun menggunakan mobil  strada dikarenakan kondisi yang masih tidak bisa dilewati dengan kendaraan umum biasa. Kakipun sampai menuju di dusun itu. Terlihatlah orang-orang yang menghampiri bak seperti kedatangan tamu besar. Sanubariku tertawa geli dan berbisik, pemandangan apa ini? Tas satu persatu dimasukkan, sambil terngangah melihat rumah yang aku tempatin ditempat tugas. Batinkupun mulai berbicara, inilah yang akan kau jalanin. Keadaan yang jauh dari kata layak seperti di gedung-gedung pencakar langit.
                Setiap harinya ada hal yang membuatku geli. Otto, sebuah bahasa Buru yang artinya mobil. Otto yang datang dari desa wamlana menuju puncak walsekat sehari sampai tiga otto yang   masuk. Bukan karena ottonya  aku lantas menjadi geli, akan tetapi keadaan masyarakatnya yang saat kedatangan otto bak seperti melihat kedatangan presiden. Terucaplah dari bibirku “iiihhh apa sih yang dilihat dari otto, “kenapa asal otto datang masyarakat lari hanya ingin melihat otto datang”. Ya Tuhan apa yang menariknya dari sebuah pemandangan ini.
                Hari telah berganti, pemandangan itu pun terus terlihat. Tak sengaja aku menatap tajam seorang anak yang umurnya sekitar 13 tahun saat melihat otto. Terlihat sebuah harapan dimata anak itu, yang harapan itu seolah-olah dia ingin lari mengejar otto serta menaikinya. Akupun seolah ingin bertanya tapi bibir tak mampu terucap. Otto berlalu, kegundahan wajah remaja itu pun terlihat manyun. Pemandangan ini terus dan terus ku alami, sampai dimana ada sebuah hal yang tanpa aku sadari dan tanpa sebuah alasan aku menjadi seperti itu. Ada kegembiraan yang kualami, sampai terpancarlah senyuman seolah melihat kekasih datang. Kuintip setiap kedatangannya, ku letakkan sebuah harapan di batinku sambil melihat waktu kapan dia tiba. Jendela tua menjadi saksi setiap intipan centil itu.  Tak hanya di rumah tua intipan centil ku lakukan, disekolahpun mata tajam melihat saat dia tiba.  
                Kini aku menjadi seperti mereka, pemandangan yang awalnya sangat tidak menarik itu kian terus membuat tawa di sanubariku. Tak menarik karena dulu setiap hari, setiap detik aku melihatnya di Ibukota, apalagi dengan berbagai model yang lebih canggih nan elegan. Seiring berjalannya waktu ada kisah yang memang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, bahkan saat ditanyapun tak tahu menjawab dari mana. Dia datang, kakipun langsung berlari mengintip dari kejauhan. Rasa gembira sambil tersenyum sendiri memandangnya sambil membayangkan sebuah harapan perubahan. Akupun menyadari, ternyata ini hiburanku, hiburan seluruh masyarakat di dusun yang terpencil ini melihat otto datang dan pergi.

(pipit_ungu)

Selasa, 27 Juni 2017

Rencana Tuhan


Takdir Tuhan

                Angin  pagi menyejukan hati, diiringi dengan kicauan burung membuat bersemangat untuk melakukan aktivitas. Takdir tak kan ada yang bisa menebak, bahkan malaikatpun yang sangan dekat dengan Sang Tuhan tak bisa tahu bagaimana Tuhan mengatur takdir manusia. Kita hanya merencanakan dan menjalankan sesuai hukum Tuhan. Tak ada yang bisa menentang takdir, karena bagaimanapun Tuhan sangat rapi dalam merencanakan takdir. Saat Ruh didalam kandungan, sebenarnya Tuhan telah berdialog dengan kita tentang takdir yang akan di jalanin saat berada didunia. Sang Tuhan pun dengan lembut mengatakan jangan takut saat kau lahir ke dunia, bahwa takdirmu sudah ku tentukan sampai ajal menjemputmu. Manusia hanya meyakini takdir baik dan takdir buruk sesuai dalam ajaran islam yaitu yang ada didalam rukun iman.  “Sampai waktu yang ditentukan, lalu kami tentukan (bentuknya), maka Kami-lah sebaik-baik yang menentukan (Al-Mursalat/77 : 22-23).

                Seorang anak kecil yang menduduki bangku sekolah dasar tak luput saat ditanyai cita-cita. “Kalau sudah besar cita-citanya mau jadi apa? “ pasti kebanyakan jawaban dari anak kecil itu dokter, pilot, pramugari. Tak pernah terdengar dari seorang anak kecil yang apabila ditanyai cita-citanya jawaban yang akan di jawab guru. Mungkin menurut mereka bahkan kita saat itu dokter lah yang paling keren tanpa mengerti makna dari cita-cita itu sendiri. Lamban laun setelah beranjak dewasa baru kita mengerti makna dari cita-cita itu sendiri. Begitu pula halnya di Universitas keguruan, saat awal masuk kuliah saya menanyakan kepada sebagian teman satu jurusan tentang guru. Semua dari jawaban yang dilontarkan mereka bahwa mereka masuk fakultas keguruan bukan karena menyukai profesi guru tetapi ada yang beralasan disuruh orang tua, terpaksa tidak ada pilihan lain, udah takdir mungkin bahkan yang lebih mengejutkan jawaban nya daripada tidak kuliah. Sama halnya dengan saya yang masuk ke fakultas keguruan ini karena takdir bukan keiinginan saya. Membayangkan saja sudah tidak suka menjadi guru apalagi saat masuk ke fakultas keguruan tersebut. Mengapa saya katakan takdir? saat SMA tepatnya pada jam pelajaran sekolah seorang guru bertanya kepada kami, “ Siapa disini yang tidak suka dengan pelajaran Biologi? Dengan sontak saya pun menjawab, “ saya bu. Keheningan terjadi didalam kelas, semua teman melihat kearah saya sambil terheran-heran. Guru itu pun lanjut dengan bertanya kepada saya, “ Mengapa kamu tidak suka?  dan saya pun menjawab, susah biologi itu bu, banyak nama latinnya. Guru pun menghembuskan napas dan tersenyum sambil berkata,” Ibu doain kamu jadi guru biologi. (Amin)  sontak dari suara teman-temanku.


                Dari kejadian inilah Sang Tuhan mulai terlihat rencananya, lulus SMA saya pun lulus undangan di fakultas keguruan biologi. Bukan saya yang memilih jurusan ini akan tetapi sahabat saya yang bernama Nurul yang memilih dan menuliskan undangan sekolah. Menurut saya ini takdir karena saat SMA dulu sangat benci pelajaran Biologi sehingga Allah mentakdirkan masuk dijurusan ini. Begitulah awal permulaan dari rencana takdir yang Tuhan tentukan. Memang benar hadist yang mengatakan janganlah kamu terlalu mencintai sesuatu karena boleh jadi suatu hari kamu akan membencinya begitu sebaliknya jangan kamu terlalu membenci sesuatu karena boleh jadi suatu saat itu hal yang kamu cintai. Kejadian inilah yang sedang saya alami bahwa hal yang membuat kita baik belum tentu menurut Tuhan. Tapi hal yang menurut Tuhan baik sudah pasti baik didalam kehidupan kita. Berat rasanya saat awal-awal menjalankannya. Bahkan terkadang banyak keluhan yang keluar dari bibir ini saat kita memang tak mengerti takdir yang sedang kita alami. Namun Tuhan tak pernah putus menyayangi hambanya walaupun terkadang hambanya yang sering berkhianat kepada Nya. Seburuk takdir yang menurut penilaian manusia ternyata sangat baik di mata Tuhan. (Pipit_ungu)

Minggu, 25 Juni 2017

Sepi Dihari Tua

Kisah Nyata  
Almarhum
 
                                    
               
Sepi Dihari Tua
                                   
     Aaah cuaca yang menyengat di siang hari ini membuat Rahman suamiku malas untuk keluar rumah. Padahal hari ini dia harus mencari kos baru karena dikos yang kami tempati ini tidak cocok dengan ku. Kamarnya pengap tidak ada jendela, lingkungannya juga sumpek karena terlalu berdempetan dengan rumah-rumah yang lain. Ditambah lagi kamar mandi yang hanya satu tetapi harus berbagi dengan penghuni kos lainnya yang berjenis kelamin laki-laki. Maklum ini adalah Jakarta kebebasan dan kurangnya keperdulian para pemilik kos untuk menegaskan tentang siapa yang pantas tinggal dikos tersebut. Bang Rahman pun bersiap-siap untuk berkeliling mencari kos sementara aku sejak pagi hari sudah beranjak kesekolah untuk mengajar disalah satu sekolah swasta yang terletak di Kemandoran II. Sudah beberapa hari Bang Rahman mencari kos tetapi belum mendapatkan yang pas. Kos bagus harganya mahal, kos murah seperti kandang ayam sehingga hari ini Bang Rahman berusaha kembali untuk mencari kos. Perlahan-lahan Bang Rahman mendayungkan sepeda, Bang Rahman mulai singgah di seperempat jalan, dia bertanya dengan seorang Bapak yang sedang berjalan kaki tak tahu hendak kemana. “Pak maaf permisi, saya mau bertanya, “apa ada disekitaran ini  kos? "Bapak itu menjawab;" “Bapak, Kalau dulu ada yang ngontrak dirumah Pak Tisno Sugiarto, coba kesana tanya  Bapak Tisno masih mengontrakan kamar atau tidak. Bang Rahman” Rumahnya disebelah mana Pak? “Bapak:" jalan kenanga IV No 7 ya Pak. “Bang Rahman, Terima kasih ya Pak . “Bapak, Sama-sama Pak”. Bang Rahman pun langsung kembali mendayung sepeda untuk menuju alamat yang diberitahukan oleh Bapak tadi. Rupanya alamat  yang dituju itu tidak terlalu jauh dari perempatan jalan. Terlihat gerbang yang dikunci, keadaan rumah yang sepi seperti tidak berpenghuni. “Bang Rahman, Assalamu’alaikum, Pak ....!!! Assalamualaikum !!! Assalamu’alikum. Tak terdengar satu orang pun yang membukakan pintu. Bang Rahman pun memanggil kembali hingga berulang-ulang. Sampai beberapa menit barulah terlihat seorang Bapak yang sudah rentan membukakan pintu. “Wa’alaikumusalam ya Pak ada apa? Terjadilah percakapan antara Bang Rahman dan Pak Tisno. “Bang Rahman, Assalamu’alikum Pak, saya Rahman “Apa benar ini Bapak Tisno ? “Pak Tisno, Iya benar, Ada apa Pak Rahman? “Bang Rahman, Saya mau bertanya, Apa benar dirumah Bapak ada yang dikos? Soalnya saya sedang mencari kos Pak ! “Pak Tisno, oooh mari masuk dulu kita mengobrol didalam saja. Bang Rahman dan Pak Tisno mengobrol didalam, Ada dua kamar kosong dilantai dua tetapi awalnya Pak Tisno tidak ingin dikos. Bang Rahman pun tak menyerah begitu saja, Dia membujuk Pak Tisno hingga Pak Tisno menjadi luluh dan mengkos kamar kosongnya. Pak Tisno mengajak Bang Rahman untuk masuk melihat kamar yang akan dikos itu. Saat melihat Bang Rahman tertarik karena kamarnya yang luas  dan kondisinya tidak pengap ditambah lagi sudah ada fasilitas lemari, tempat tidur, tempat dispenser, cermin pengantin, serta meja makan. Fasilitas itu semua boleh digunakan dan kalau kurangpun Pak Tisno ingin Bang Rahman langsung melapor. Siapa yang tidak senang kamar yang luas ditambah fasilitas. Mereka pun melanjutkan pembicaraan tentang harga kos yang disewakan perbulan. Awalnya harga kos itu perbulan 2 juta tetapi kembali lagi Bang Rahman membujuk Bapak untuk menurunkan harga hingga menjadi 1 juta 2 ratus 5 puluh ribu rupiah perbulan itu sudah dengan air dan listrik. Bang Rahman kegirangan mencium tangan Bapak sambil mengucapkan terimaksih. Bapak bertanya “ Kapan rencananya ingin pindah? “ Insha Allah besok Pak jawab Bang Rahman. Pak Tisno pun mengangguk dan tersenyum. Bang Rahman permisi kepada Bapak Tisno dan  beranjak pulang.
                Sesampainya dirumah Bang Rahman menunggu kepulangan aku dari mengajar, tak selang berapa lama akupun tiba dirumah. Bang Rahman menceritakan bahwa dia telah berhasil mendapatkan kos yang sesuai keinginannya. Bang Rahman menjelaskan harga kos perbulan serta fasilitas yang didapatkan. Lah kalu aku sih ikut saja asalkan itu baik mnurut Bang Rahman. Kami mulai berberes untuk kepindahan esok hari. Mulai memasukkan baju, buku, serta barang-barang yang lain satu persatu kedalam koper dan kotak.
                Keesokan harinya tepat dibulan 3 tahun 2016  saya dan Bang Rahman mulai mengangkat barang dengan menggunakan motor. Kami menggunakan motor karena barangnya ringan. Tidak ada peralatan kamar, peralatan dapur hanya buku dan pakaian yang ada sehingga kami tidak perlu menyewa mobil atau becak. Bapak Kos telah memberikan kunci pagar dan kunci kamar. Perlahan-lahan kami mengangkat barang. Saat barang pertama yang kami angkut ada sedikit kebingungan di hatiku, “Kenapa rumah ini yang sangat besar sepi? Kenapa tidak ada suara perempuan?Ah sudahlah aku harus membereskan segera barangku. Kamipun mengangkat barang hingga harus bolak-balik beberapa kali. Setelah selesai kami mengangkat barang permulaan peristiwa yang akan kami alami dikos baru. Aku bertanya kepada Bang Rahman “ Kenapa rumah ini besar tetapi sepi? Kenapa tidak ada suara perempuan? Bang Rahman menjelaskan karena kmren dia duluan yang dijelaskan oleh Bapak Kos. Bapak Kos mempunyai 4 orang anak diantaranya 3 perempuan 1 laki-laki, namu rumah ini hanya tinggal Bapak Kos dan anaknya laki-laki namanya Andre. Istri Bapak Kos telah meninggal sebulan yang lalu, sedangkan anaknya yang lain dua ikut suami yang satu ikut yang sudah berkeluarga, sehingga terlihat sepi rumah yang mewah itu. Aku mulai paham penjelasan Bang Rahman sampai tak terasa berberes rumahpun selesai.

                Sebulan aku tinggal disini entah kenapa aku sering memperhatikan Bapak Kos. Sepertinya Bapak Kos mengingatkan aku kepada Abo ku (sebutan Ayah). Tubuhnya yang kecil, cara berbicaranya, sikapnya hampir sangat mirip dengan Aboku. Bapak kos tidak lagi bekerja, sudah beberapa tahun lalu dia pensiun. Setiap pagi saat berangkat mengajar, Bapak Kos selalu duduk didepan rumah sambil membaca koran dan memberi makan burung karena memelihara hewan burung merupakan hobinya. Pada sore hari Bapak Kos menyirami bunga. Hanya itu pekerjaan yang sering dilakukan Bapak Kos selebih waktunya dia habiskan untuk beribadah dan menonton televisi. Memasak dan membersihkan rumah biasanya diikerjakan oleh seorang Bibi yang datang kerumah setiap 2 hari sekali dan tidak tinggal dirumah. Loh anak laki-lakinya kemana? setelah aku perhatikan anak laki-lakinya sering menghabiskan waktu dengan bermain musik piano tanpa memperdulikan lingkungan dirumah. Dalam sebulan ini juga, aku hanya melihat dua kali anaknya yang sudah berkeluarga menjenguk Bapak Kos. Setiap hari sabtu dan minggu anak Bapak yang nomor 2 bernama kak Dini selalu menginap dirumah bersama suami serta kedua anaknya. Minggu sorenya setelah Kak Dini pulang, datanglah anak Bapak Kos nomor 3 dengan membawa kedua anaknya. Kalau kakak ini tidak menginap hanya datang sore dan malam hari selesai magrib pulang. Pada saat anak Bapak Kos datang bersama cucunya rawut wajah  ceria, tersenyum, sesekali tertawa karena ada yang menghibur serta menemani Beliau. Namun setelah anaknya dan cucunya pulang, dia kembali seperti semula, melamun dan rawut wajahnya mengkerut. Wajar saja Bapak Kos sudah rentan, dia butuh anak dan cucunya yang bisa mengurus, menghibur dirinya diusia yang senja. Aku sering melihat diruang tamu dia melamun, ingin ku hibur tetapi aku merasa segan. Kadang kala aku sering menyuruh suamiku untuk mengobrol sama Bapak Kos agar dirinya tak melamun. Dia sering curhat dengan Bang Rahman kalau dia merasa kesepian di usia yang senja semenjak istrinya meninggal. Anak nya tidak mau tinggal dirumah karena cucunya bersekolah di tempat mereka tinggal. Bapak Kos juga curhat tentang anak laki-lakinya yang kurang mengurus dirinya. Bang Rahman tidak mengomentari, dia hanya menjadi pendengar karena Bang Rahman berpikir takut kalau ntar salah ngomong karena itu menyangkut keluarga Bapak Kos.
                Beberapa bulan telah kami lalui, tibalah saat memasuki bulan Ramadhan yang ditunggu semua umat muslim di Dunia. Sudah dua minggu lebih Ramadhan tiba tak seorangpun dari anak serta cucunya datang seperti biasa menjenguk. aku mulai melihat Bapak Kos semakin sering melamun. Tak sengaja saat malam selesai shalat tarawih aku mendengar suara tangisan itu. Ya tangisan itu berasal dari ruang tamu, Bapak Kos lah yang menghabiskan waktunya bahkan tidur diruang tamu. Aku pun meneteskan air mata membayangkan seandainya itu adalah Bapak ku. Tak ada yang mengurus diusia senjanya. Saat bibi datang alhamdulillah ada yang memasak sehingga Bapak Kos tidak perlu repot berjalan keluar untuk membeli makanan. Namun saat Bibi tidak datang Bapak Kos berjalan keluar untuk menbeli makan. Bahkan saat dia tak sanggup berjalan, dia memasak indomie sebagai pengganjal perutnya. Pernah aku memberikan masakan ku tetapi dia tidak mau mungkin karena dia tidak ingin merepotkan orang lain. Diminggu ketiga bulan Ramadhan barulah terlihat anak dan cucunya datang kerumah. Aaah senangnya ku melihat rawut wajahnya yang tersenyum ceria. Bapak Kos sangat pandai menutupi kesedihannya karena saat didepan aku dan suami dia tersenyum bahagia. Pada saat sendirian diruang tamu dia melamun sesekali aku mendengar suara tangisan itu. Aku sering berpikir apalah artinya rumah yang besar, uang yang banyak akan tetapi hati kita sering kosong, anak ada tetapi kurang mengurus karena sudah disibukkan dengan kesibukan masing-masing. Minggu keempat Ramadhan, Bibi meminja izin untuk mudik kekampung halamannya. Tidak ada Bibi, aku mulai prihatin karena tidak ada yang memasak untu Bapak Kos. Tetapi saat Bibi mudik, anak lakinya mulai memahami pekerjaan yang harus dia kerjakan. Bapak Kos menyuruhnya mencuci pakaian serta membersihkan rumah. Tak tanggung Bapak Kos juga menyuruhnya untuk memasak nasi. sesekali aku memberikan hasil masakanku ke Bapak Kos tetap saja Bapak Kos tidak mau menerima sambil tersenyum karena dia tidak mau merepotkan aku lagi, sampai akhirnya aku letakkan saja masakanku di meja makanan tanpa memberitahukan.
                Hari terakhir puasa telah tiba, semua umat muslim sudah menyiapkan untuk menyambut Idul Fitri. Aku membeli kue dan ketupat sedangkan sayur, daging serta makanan lainnya aku masak bersama suamiku. Kak Dini pun datang bersama keluarganya, dia menyiapkan semua yang biasa dilakukan orang saat menyambut lebaran. Kak Dini tidak masak, dia memesan semua makanan itu di chatering. Begitu juga dengan kue lebaran yang diisinya di toples Bapak Kos. Aku dan suami tidak mudik karena biaya sangat besar yang harus kami keluarkan saat mudik. Biarlah kami merasakan lebaran di perantauan yang jauh dari keluarga. Suara beduk terdengar menandakan bulan Ramadhan telah usai. Allahu akbar Allahu Akbar Allahu Akbar gemah takbir selesai menunaikan shalat magrib telah tiba. Mulailah seluruh mesjid mengumandangkan takbir, umat islam merayakan hari kemenangan yang dinanti. Bahagainya merayakan hari kemenangan tetapi hati sedih ternyata hanya sebentar menikmati Ramadhan yang begitu singkat. Takbir terus berkumandang, tetesan air mata mulai berjatuhan mengingat keluarga yang jauh disana, lebaran tak berkumpul dengan keluarga, hanya berdua di perantauan tanpa sanak saudara. Aku dan suami yang merantau merasakan bagaimana hampanya tidak berkumpul dengan keluarga, apalagi Bapak Kos yang keluarganya disini tetapi jarang berkumpul. Wajar Bapak Kos menangis, wajar Bapak Kos melamun karena hatinya hampa diusia yang senja tanpa ada yang menemani. Pagi hari selesai menunaikan shalat idul fitri ku lihat semua anak Bapak Kos berkumpul. Bahagianya tesirat dirawut wajah Bapak Kos. Aku dan suamipun masuk untuk meminta ijin, meminta maaf karena hanya Bapak Kos yang kami punya dan kami pun sudah menganggap seperti Bapak sendiri. Kami juga menyalami, meminta maaf dengan anak Bapak Kos, serta suamiku memberikan THR untuk cucu Bpak Kos karena ponakan kami juga jauh disana. Bapak Kos langsung menyuruh kami untuk makan sepuasnya, ada lontong, asinan, daging, serta makanan lainnya. Kami malu untuk makan tetapi Bapak Kos marah kalau kami tidak mau makan.   Selang beberapa jam semua anak serta cucu beranjak pergi dan lagi lagi keadaan rumah menjadi sepi. Kembali Bapak Kos hanya menghabiskan waktu menonton Televisi. Sesekali ada dari tetangga maupun saudara yang datang kerumah untuk bertamu. Saat ada yang datang wajah Bapak Kos sangat ceria namun saat tak ada satu pun yang menemani Bapak Kos untuk mengobrol raut wajah Bapak sedih. Aku selalu memperhatikan dari jendela karena jendela dapur ke ruang tamu sangat kelihatan. Pernah aku bertanya didalam diri apakah saat aku tua nanti seperti Bapak Kos yang memiliki anak tetapi merasa kesepian? Apakah saat aku tua nanti anak-anak ku mau mau mengurusi  diriku?
                Aaah tak terasa waktu begitu cepat berlalu dan bulan syawal pun sudah berakhir. Aku dan suami juga banyak menghabiskan waktu dirumah. Wajar saja karena aku dan suami tidak memiliki sanak saudara di Jakarta. Ada pemandangan yang aneh selesai lebaran. Anak Bapak yang laki-laki mulai rajin setiap hari mencuci, menyirami bunga, bersih-bersih rumah. Aku pun bertanya karena penasaran “ Bang, kenapa tiap hari sekarang menyuci baju? Bang kos menjawab karena Bibi yang bekerja belum pulang dari mudik. Astaghfirullah, benar aku lupa sejak lebaran usai aku belum melihat Bibi bekerja kembali. Tidak ada yang memasak saat Bibi tidak ada, Bapak Kos hanya membeli lauk diluar. Kadang aku bertanya dalam diri, Kenapa bukan anaknya yang beli lauk? kenapa setiap hari Bapak yang mengurus makan? kadang saat aku ke kamar mandi aku melihat Bapak sedang memasak telur goreng dan indomie. Sering juga terlihat olehku setiap pagi Bapak Kos perlahan-lahan keluar berjalan kaki membeli sarapan pagi. Tak tega hatiku,  diam-diam kadang ku letakkan lauk dimeja Bapak Kos. Setelah 3 minggu lebaran usai barulah aku melihat Bibi datang kerumah untuk melakukan tugasnya. Hatiku pun lega saat Bibi sudah mulai kembali karena ada yang mengurus Bapak Kos. Namun sayangnya Bibi lebih kurang hanya 3 atau 4 jam dirumah, selesai dia mengerjakan pekerjaannya Bibipun pulang.
                Sudah beberapa bulan selesai bulan syawal, aku melihat Bapak Kos sering terbaring di sofa ruang tamu tempat Bapak biasa istirahat. Sesekali Bapak Kos hanya menonton Televisi. Sesekali juga anak laki-lakinya menemani Bapak Kos. Kadang saat aku beranjak ke sekolah terlihat oleh ku, Bapak Kos mulai batuk-batuk. Wajahnya pucat, fisiknya mulai lemah, saat aku memberikan uang titipan barang pesananku Bapak Kos mengambilnya dengan gemetaran. Tapi Bapak Kos masih sanggup membaca koran diteras rumahnya tempat biasa dia duduk. Aku pun mulai bertanya dalam diri, Apakah Bapak Kos mulai sakit? Astaghfirullah mudah-mudahan Bapak Kos selalu dalam keadaan sehat wal’afiat. Malam harinya saat aku keluar untuk pergi kewarung aku berpapasan dengan anak laki-laki Bapak Kos, aku bertanya” darimana Bang? dan dia menjelaskan bahwa dia baru dari apotek untuk membeli obat Bapak. Benar dugaan ku Bapak kos mulai sakit. Saat suamiku pulang bekerja aku sering menceritakan apa yang terjadi dengan Bapak Kos. Suami ku juga sedih dan dia selalu menasehatiku untuk selalu mendoakan supaya Bapak Kos diberikan kesehatan.  Kejadian ini terus berlangsung hingga suatu hari pada saat aku pulang mengajar aku bertemu Bapak Kos dan anak laki-lakinya. Aku tak tahu mereka pergi kemana, sampai dirumah saat suamiku pulang bekerja aku meminta suamiku menanyakan sama anak laki-lakinya bagaimana kondisi Bapak Kos. Suamiku pun menceritakan, tadi siang Bapak Kos pulang dari Rumah sakit untuk cek up. Semakin hari kondisi Bapak ternyata semakin menurun, mulailah terlihat anak perempuan Bapak yang pertama bernama Dira. Mbak Dira mulai tinggal dirumah untuk merawat Bapak Kos. Bulan ini Bapak Kos mulai sering cek up, ternyata Mbak Dira menceritakan kepada aku dan suami kalau Bapak mengalami penyakit batu ginjal yang ukurannya sudah 3 cm. Tidak hanya batu ginjal Bapak juga mengalami penyakit jantung dan paru-paru. Penyakitnya sudah komplikasi, Bapak rencananya akan operasi, kemungkinan jadwalnya minggu depan, kami saling menatap dengan rawut wajah terkejut, dalam hatiku Ya Allah sehatkan Bapak Kos. Bapak Kos sudah didiagnosa sakitnya yang komplikasi namun yang tak kusangka Bapak Kos masih kuat berjalan, Bapak masih kuat naik tangga kelantai 2 untuk menyiram tanaman, Bapak kos masih sanggup menyetir mobil untuk chek up. Tak ada sedikitpun diraut wajahnya yang kelihatan dia sedang mengalami sakit. Raut wajahnya seperti biasa, bahkan yang aku salut, dia tak pernah merepotkan anaknya disaat dia sudah sakit.
                Jadwal operasi telah tiba, Sabtu sore Bapak Kos masuk rumah sakit untuk melakukan operasi. Keluarga Bapak Kos sudah menemani Bapak Kos, kecuali anak yang laki-lakinya, aku pun bingung kenapa anak laki-lakinya tidak ikut kerumah sakit, sedangkan aku dan suami menjaga rumah karena Bapak Kos selalu berpesan kalau rumah tidak boleh kosong. Jam 10.00 pagi Bapak Kos mulai operasi sampai jam 15.35 WIB. Sorenya anak laki-laki Bapak mengajak suamiku untuk beranjak menuju kerumah sakit untuk melihat kondisi Bapak Kos usai operasi. Rumah menjadi semakin sepi hanya tinggal aku seorang diri dirumah yang mewah ini. Usai magrib suamiku bersama anak laki Bapak pulang, suamiku menceritakan operasinya lancar, batu ginjal sudah dihilangkan, kondisi Bapak juga sudah mulai membaik. Kemungkinan 2 atau 3 hari lagi Bapak sudah diperbolehkan pulang. Alhamdulillah bersyukur kepada Mu Rabb kalau Bapak sudah mulai membaik.
                Setelah seminggu Bapak Kos pulang dari rumah sakit, aku tak melihat Bapak seperti biasanya diruang tamu untuk menonton televisi, aku pun menanyakan ke salah satu anaknya tentang keadaan Bapak saat ini. Anaknya pun menjelaskan kondisi Bapak Kos belum membaik dan ternyata setelah operasi Bapak semakin drop. Astaghfirullah, pantas Bapak tidak pernah kelihatan diruang tamu setelah operasi. Allahu Akbar Allahu Akbar... adzan Magrib tiba kami pun melaksanakan shalat magrib. Setelah melaksanakan shalat magrib, Abang Kos berteriak, “ Bang Rahman .... Bang Rahman ...... Bang Rahman, Bapak masuk rumah sakit lagi dan keadaannya makin parah. Ternyata kabar itu datang dari Mbak Dira anak perempuan Bapak yang menelepon untuk meminta Abang Kos segera ke rumah sakit. Suamikupun bergegas untuk mengantarkan Bang Kos menuju rumah sakit sedangkan aku hanya bisa berdoa dirumah. Ya Allah...  apakah ini pertanda ??? Y Allah apakah ini janjimu???Aku tak hentinya membaca surah Yasin untuk Bapak karena aku tak pernah berharap Bapak pergi. Tak bisa aku hindari air mata ini mengalir terus tanpa henti. Dua puluh menit kemudian jam 20.00 WIB suamiku menelepon mengabarkan bahwa Bapak Kos telah tiada. Innalillahi Wainnalillahi Rajiuun tangan ku bergemetaran, tangisan semakin keras, seolah ini mustahil. Ya Allah ..... Bapak Kos begitu cepat Allah memanggilmu??? Y Allah apakah ini janjimu??? hanya setahun aku ketemu Bapak Kos tapi Bapak Kos sudah pergi. aaah sudahlah ini memang sudah takdir Allah. Aku tak boleh terlalut dalam kesedihan. Kini rumah yang sepi tak bernayawa mulai terdengar ramai, dihalaman orang sudah berkumpul menunggu kepulangan Bapak Kos, tenda mulai dipasang, kursi-kursi mulai di bereskan, Bibi ternyata sudah dirumah untuk membantu. Mi... umi.. suamiku memanggilku,  ternyata suamiku sudah sampai dirumah. Dia pun menjelaskan kalau Bapak dirumah sakit awalnya mau chekup dan cuci darah, tapi tiba-tiba keadaan Bapak Kos mulai parah dan tak lama kemudian meninggal. “Bantu apa yang bisa dibantu ya mi, karena abi mau berangkat kerja. Suamikupun bergegas untuk berangkat kerja. Maklum saja suamiku bekerja sebagai Security sehingga jadwal kerjanya tak tentu, kadang pagi, siang bahkan malam. Satu persatu tetangga mulai berpulangan, karena sudah pukul 21.00 suara mobil ambulan pun tak kunjung terdengar, sampai akhirnya tinggalah keluarga yang masih menunggu kepulangan jenazah Bapak. Pukul 22.30 baru terdengar suara mobil ambulan, akupun segera turun untuk melihat jenazah Bapak Kos yang sudah sampai. Jenazah Bapak Kos diletakkan di ruang tamu, aku hanya terdiam masih tak menyangka secepat itu Bapak Kos pergi.
                Keesokan harinya, selesai shalat subuh terdengar suara seorang pemuda yang melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Saat kulihat trnyata bukan anak laki-lakinya tetapi warga sekitar rumah yang aku sendiri tak begitu mengenal sosok pemuda itu. Dia terus melantunkan ayat suci Al-Qur’an sampai matahari benar-benar telah terlihat. Saat itu satu persatu tetangga ataupun kerabat Bapak Kos juga mulai berdatangan untuk melayat. Beberapa orang telah tampak ikut melantunkan ayat suci Al-Qur’an, begitu pula denganku karena aku selalu diajarkan saat ada jenazah kita harus melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Tak selang berapa lama pemuda itu pun menyelesaikan lantunan ayat suci Al-Qur’an dan beranjak pamit untuk pulang. Ada hal yang membuat ku heran saat itu, para tetangga tak berlama saat melayat, hanya pemuda itu yang ku lihat melantunkan ayat suci al-Qur’an selebihnya para tetangga hanya datang berdoa dan langsung beranjak pulang. Tidak sampai 5 menit mereka berkunjung satu persatu datang dan pergi. Rasa persaudaraan tak kurasakan saat itu, perubahan jaman yang semakin modern ternyata berdampak juga di lingkungan masyarakat yang mulai berkurangnya rasa sosial terhadap orang lain. Jika tidak ada saudara Bapak Kos tak ada orang dirumah menemani jenazah Bapak Kos. Pukul 10.30 para Bapak pengurus jenazah pun mulai bergerak, mereka mulai mengangkat jenazah Bapak Kos untuk dimandikan, dishalatkan dan dikuburkan. Berlangsung satu jam Bapak pengurus jenazah melakukan itu, ada hal yang membuatku heran lagi. Kenapa anak Bapak Kos yang perempuan tidak ada yang ke mushola untuk menyolatkan jenazah Bapak Kos? apakah mereka tak mengerti bagaimana mensholatkan jenazah? sudahlah itu urusan mereka aku tak perlu terlalu jauh mencampuri urusan orang lain. Kini semua orang sudah beranjak untuk menuju ke tempat istarahat Bapak yang terakhir, hanya aku yang tinggal karena aku harus menjaga rumah dan membereskan rumah. Aku hanya bisa mendoakan Bapak Kos agar dilapangkan kuburan Bapak Kos dan diterima segala amalan Bapak Kos. Selamat jalan pak, kebaikanmu slalu aku ingat sampai kapan pun. Tak ada lagi terlihat Bapak setiap pagi membaca koran, tak ada lagi terlihat Bapak menyiram bunga, tak ada lagi terlihat Bapak menyapu di halaman rumah, tak ada lagi Bapak menonton televisi dan tidur diruang tamu. Tak ada lagi terlihat Bapak memegang obat sambil gemetaran. Itu semua sudah menjadi kenangan Pak. (Al-Fatihah).
Pipit_ungu





                 

kisah inspirasi keajaiban aku dan kakek pisang


kakek pisang
Tablet Yang awalnya Rusak

Tabl








Minggu pagi yang begitu cerah. Angin pagi yang sejuk menusuk kalbu. Rumput yang berembun-embun membuat pagi ini semakin indah. Seperti biasanya aku bersama teman melakukan aktifitas senam pagi di lapangan asrama. Kegiatan ini rutin kami lakukan setiap satu minggu sekali. Durasi yang kami lakukan untuk senam tidak lama hanya sekitar 30 menit atau 40 menit. Selepas dari itu kami pun dibebaskan untuk melakukan aktifitas selanjutnya. Kebetulan hari ini saya pun berencana pergi ke konter advan untuk memperbaiki tablet saya yang rusak parah. Diperjalanan sebelum lampu merah simpang Surabaya mataku tertuju pada seorang kakek yang berjualan pisang.Sebut saja kakek pisang yang bersandar di sebuah tiang. Dengan mendadak saya pun memberhentikan motor untuk singgah ke tempat kakek tersebut. Wajahnya begitu lesu, tangannya yang bergemetaran membuat hati saya merasa iba. Awalnya saya tidak berniat untuk membeli pisang tersebut namun karena melihat kakek ini yang berjualan di pinggir jalan dengan keadaan yang begitu lesu, hati ini pun berniat untuk membeli pisang itu dengan niat membantu kakek pisang. Bayangkan saja seandainya itu adalah kakek kita atau bayangkan saja seandainya saja itu adalah orang tua kita.

Setelah membeli pisang, saya pun kembali melanjutkan perjalanan menuju konter advan. Sesampainya saya masuk kedalam konter dan menunjukkkan kerusakan yang terjadi pada tablet saya. Mbak yang melihat kerusakan tablet saya pun memberikan tablet itu ke pekerja yang khusus memperbaiki kerusakan tablet ataupun handphone itu. Pada saat di cek ternyata LCD tablet saya rusak parah dan saya pun bertanya berapa biaya kalau mau memperbaikinya. Mbak itu menyebutkan Rp 800.000. Masya Allah dengan terkejut saya pun bertanya kembali kenapa mahal sekali ya mbak? Mbak itu pun menjawab karena LCD nya rusak parah. Dengan hati kecewa dan sedih  saya tidak jadi memperbaiki dikarenakan biayanya yang terlalu mahal. Tablet, saya masukan kembali kedalam tas dan saya pun beranjak pulang. 

Sesampai di asrama kak Rini teman satu kamar saya bertanya. Pit udah selesai perbaiki tabletnya? belum kak gak jadi soalnya biayanya mahal Rp 800.000 kata saya. Kak Rini bertanya kembali coba kakak lihat! saya pun mengambil tablet dan setelah saya buka.......
Dengan histerisnya saya berteriak sambil tangan gemetaran. kak Riniiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii
Kenapa dek?? Kenapa dek?? Kok bisa kak???? Kok bisa???? Gak percaya ipit!!!! Tiba-tiba Nasri teman saya sebelah kamar masuk karena mendengarkan teriakan saya dan dia melihat tablet saya yang sudah tidak rusak lagi sambil bertanya kok tabletnya udah bagus pit?
tangan saya masih gemetaran memegang tablet. Kak Rini dan Nasri masih terheran-heran dan melihat tablet saya sambil bertanya ini kok bagus tabletnya pit?? kok gak rusak?? sambil menangis terisak-isak saya pun menjelaskan bahwa disaat perjalanan saya membantu seorang kakek pisang dan kak Rini pun menyimpulkan bahwa ini mungkin balasan dari keajaiban sedekah. 
"Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan (sedekah), maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.” (Qs. Saba`: 39).
“Orang-orang yang menafkahkan (sedekah) hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al Baqarah : 274).
Biasanya saya selalu mendengarkan kisah seperti ini dari membaca maupun dari mulut orang lain tapi ini adalah kejadian nyata yang saya alami sehingga saya menyimpulkan bahwa ini adalah buah dari sedekah yang ikhlas dan disebut dengan keajaiban aku dan kakek pisang. Semoga kisah nyata ini dapat menginspirasi teman sekalian untuk rajin bersaedekah secara sembunyi dan iklhlas.😅


Kamis, 17 November 2011

proposal penelitian

Judul : “Studi Konsistensi Guru Dalam Menerapkan Model   Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMP Negeri Sekota Lhokseumawe”.
1.1  Latar Belakang
Pendidikan merupakan perwujudan dari salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia, yaitu ingin mencerdaskan kehidupan bangsa. Saat ini bidang pendidikan merupakan salah satu bidang pambangunan yang dapat parhatian serius dari pemerintah. Dengan memahami tujuan pendidikan maka tercermin bahwa pendidikan merupakan factor yang sangat strategis sebagai dasar pembangunan bangsa. Sejalan dengan itu apabila dihubungkan dengan ekstensi dan hakaikat hidup manusia, kegiatan pendidikan diarahkan pada manusia sebagai mahluk individu, sosial, dan religius. Menurut Shertian (2000) pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidiakn bertujuan untuk menngkatkan kualitas sumberdaya manusia, dan salah satu usahanya adalah melaui suatu proses pembelajaran di sekolah. Dalam usaha tersebut, guru merupakan sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus-menerus. Sekarang ini masalah pendidikan menghadapi berbagai masalah salah satunya adalah rendahnya kualitas hasil pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan.
Hal ini tercermin dari masih relative rendahnya nilai rata-rata ujian nasional (UN) yang dicapai siswa khususnya pada mata pelajaran biologi. Rendahnya mutu pandidiakn di indonesia, banyak opini yang muncul baik datangya dari pejabat, pakar dan praktisi pendidikan ataupun masyarakat antara lain, kurangnya kualitas tenaga pengajar, gaji guru yang rendah, muatan kurikulum terlalu padat dan pola pembelajaran yang kurang menarik. Kurang optimalnya pelaksanaan sistem pendidikan (yang sebenarnya sudah cukup baik) di Indonesia yang disebabkan sulitnya menyediakan guru-guru berkompetensi untuk mengajar di daerah-daerah. Sebenarnya kurikulum Indonesia tidak kalah dari kurikulum di negara maju, tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal. Kurang sadarnya masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidikan dalam membentuk generasi mendatang sehingga profesi ini tidak begitu dihargai. Sistem pendidikan yang sering berganti-ganti, bukanlah masalah utama, yang menjadi masalah utama adalah pelaksanaan di lapangan, kurang optimal. Terbatasnya fasilitas untuk pembelajaran baik bagi pengajar dan yang belajar. Hal ini terkait terbatasnya dana pendidikan yang disediakan pemerintah. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan depdiknas untuk meningkatkan kompetensi guru, tetapi tindak lanjut yang tidak membuahkan hasil dari kegiatan semacam penataran, sosialisasi. Jadi terkesan yang penting kegiatan itu terlaksana selanjutnya, tanpa memperhatikan manfaat yang dapat diperoleh. Jika kondisi semacam itu tidak diubah untuk dibenahi kecil harapan pendidikan bisa lebih maju/baik. Maka pendidikan Indonesia sulit untuk maju. Selama ini kesan kuat bahwa pendidikan yg berkualitas mesti bermodal/berbiaya besar. Tapi oleh pemerintah itu tidak ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa pendidikan akan membaik jika gurunya berkompetensi dan cukup dana untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Pendidikan biologi merupakan bagian dari pendidikan sains dan sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional yang ada. Biologi merupakan wahana untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, keterampilan sikap serta bertanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami alam dan mahluk hidup secara sistematis sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan fakta tetapi juga proses penemuan. Berdasarkan pemantauan penulis di SMP Negeri Kota Lhokseumawe sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam belajar biologi. Kondisi seperti ini menyebabkan siswa kebanyakan diam (pasif), kurang aktif dalam bertanya maupun dalam menjawab pertanyaan dalam proses belajar mengajar. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan metode pambalajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.
Keterlibatan secara aktif tersebut mencakup keterlibatan fisik maupun intelektual emosional (Dimyati dan Mujiono, 2006). Tetapi dalam kenyataanya selama ini guru masih belum maksimal dalam melakukan pengolaan pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat banyak guru hanya mengajar dengan menyampaikan materi kepada siswa saja, sehingga proses belajar mengajar hanya didominasi oleh guru sehinnga siswa bertindak pasif dalam belajar. Kesulitan yang dialami siswa tidak lain kurangnya konsep dan guru belum sempurna dalam menerapkan pengolaan kegiatan pembelajaran. Untuk itu diperlukan suatu pengolaan pembelajaran melalui penerapan dengan model yang sesuai yang dapat mengaktifkan siswa dalam belajar. Guru harus biasa memilih model yang tepat dan sesuai dengan materi pembelajaran untuk diterapkan di kelas. Hal ini juga harus didukung dengan konsistensi guru dalam menerapkan model yang ia pilih dan sesuai dengan RPP yang ia susun.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Studi Konsistensi Guru Dalam Menerapkan Model Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMP Negeri Sekota Lhokseumawe”.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1.      Apakah para guru biologi sekota Lhokseumawe sudah konsisten dalam menerapkan model pembelajaran yang ada di RPP yang ia buat?
2.      Sejauh mana kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang ia buat di RPP?
1.3  Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang diteliti maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk melihat apakah guru biologi sekota Lhokseumawe sudah konsisten dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat.
2.      Untuk mengetahui sejauh mana kekonsistensian guru dalam menerapkan model pembelajaran di SMP Negeri sekota Lhokseumawe.



1.4  Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai bahan evaluasi bagi guru dan kepala sekolah dan dinas terkait dalam meningkatkan mutu pendidikan salah satunya adalah dengan konsistensinya guru dalam menerapkan model pembelajaran yang terdapat di RPP yang ia buat.
1.5  Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu setiap guru memiliki kemampuan dan kesempatan yang sama dalam menerapkan model pembelajaran pada mata pelajaran biologi. Dan pada penelitian ini diduga bahwa kekonsistensisan guru dalam menerapkan model pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran biologi.
1.6   Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian maka, ruang lingkup penelian ini hanya pada SMP Negeri sekota Lhokseumawe.
1.7  Definisi Operasional
Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal. Sedangkan model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
1.8   Tinjauan Pustaka
a.       Belajar Dan Mengajar
·         Belajar
Menurut Gagne (1984:dalam Rusfidra,2006) belajar didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman. Galloway dalam Toeti Soekamto (1992: 27 dalam Rusfidra,2006) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor lain berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sedangkan Morgan menyebutkan bahwa suatu kegiatan dikatakan belajar apabila memiliki tiga ciri-ciri sebagai berikut.
1.      Belajar adalah perubahan tingkah laku
2.      Perubahan terjadi karena latihan dan pengalaman, bukan karena pertumbuhan
3.      Perubahan tersebut harus bersifat permanen dan tetap ada untuk waktu yang cukup lama.

Berbicara tentang belajar pada dasarnya berbicara tentang bagaimana tingkahlaku seseorang berubah sebagai akibat pengalaman (Snelbeker 1974 dalam Toeti 1992:10) Dari pengertian di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa agar terjadi proses belajar atau terjadinya perubahan tingkahlaku sebelum kegiatan belajar mengajar dikelas seorang guru perlu menyiapkan atau merencanakan berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada siswa dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses belajar itu terjadi secara internal dan bersifat pribadi dalam diri siswa, agar proses belajar tersebut mengarah pada tercapainya tujuan dalam kurikulum maka guru harus merencanakan dengan seksama dan sistematis berbagai pengalaman belajar yang memungkinkan perubahan tingkahlaku siswa sesuai dengan apa yang diharapkan. Aktifitas guru untuk menciptakan kondisi yang memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal disebut dengan kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain pembelajaran adalah proses membuat orang belajar. Guru bertugas membantu orang belajar dengan cara memanipulasi lingkungan sehingga siswa dapat belajar dengan mudah, artinya guru harus mengadakan pemilihan terhadap berbagai starategi pembelajaran yang ada, yang paling memungkinkan proses belajar siswa berlangsung optimal. Dalam pembelajaran proses belajar tersebut terjadi secara bertujuan dan terkontrol (Arief Sukadi 1984:8 dan Rusfidra, 2006) Tujuan -tujuan pembelajaran telah dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku. Peran guru disini adalah sebagai pengelola proses belajar mengajar tersebut. Dalam sistem pendidikan kita (UU. No. 2 Tahun 1989), seorang guru tidak saja dituntut sebagai pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran tertentu tetapi juga harus dapat berperan sebagai pendidik. Davies mengatakan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik seorang guru perlu memiliki pengetahuan dan pemahaman berbagai prinsip-prinsip belajar khususnya prinsip berikut :
1.      Apapun yang dipelajari siswa , maka siswalah yang harus belajar, bukan orang lain. Untuk itu siswalah yang harus bertindak aktif;
2.      Setiap mahasiswa akan belajar sesuai dengan tingkat kemampuannya;
3.      Seorang siswa akan belajar lebih baik apabila mempengoreh penguatan langsung pada setiap langkah yang dilakukan selama proses belajarnya terjadi.
4.      Penguasaan yang sempurna dari setiap langkah yang dilakukan mahasiswa akan membuat proses belajar lebih berarti; dan
5.      Seorang siswa akan lebih meningkat lagi motivasinya untuk belajar apabula ia diberi tangungjawab serta kepercayaan penuh atas belajarnya (Davies 1971 dan Rusfidra, 2006)

·         Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Duffy dan Roehler 1989 (dalam Arianto Sam.2008) mengatakan apa yang dilakukan guru agar proses belajar mengajar berjalan lancar, bermoral dan membuat siswa merasa nyaman merupakan bagian dari aktivitas mengajar, juga secara khusus mencoba dan berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum dalam kelas. Sementara itu pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
Jadi pembelajaran adalah suatu aktivitas yang dengan sengaja untuk memodifikasi berbagai kondisi yang diarahkan untuk tercapainya suatu tujuan yaitu tercapainya tujuan kurikulum. Dalam buku pedoman melaksanakan kurikulum SD,SLTP dan SMU (1994 dalam Arianto Sam.2008) istilah belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dll. Selama ini Gredler 1986 (dalam Arianto Sam.2008) menegaskan bahwa proses perubahan sikap dan tingkahlaku itu pada dasarnya berlangsung pada suatu lingkungan buatan (eksperimental) dan sangat sedikit sekali bergantung pada situasi alami (kenyataan). Oleh karena itu lingkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan, agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal. Dikatakan pula bahwa proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Belajar mungkin saja terjadi tanpa pembelajaran, namun pengaruh suatu pembelajaran dalam belajar hasilnya lebih sering menguntungkan dan biasanya mudah diamati. Mengajar diartikan dengan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar. Situasi ini tidak harus berupa transformasi pengetahuan dari guru kepada siswa saja tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan.
(Gagne dan Briggs 1979:3 dalam Rusfidra,2006) mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal. Sepintas pengertian mengajar hampir sama dengan pembelajaran namun pada dasarnya berbeda. Dalam pembelajaran kondisi atau situasi yang memungkinkan terjadinya proses belajar harus dirancang dan dipertimbangkan terlebih dahulu oleh perancang atau guru. Sementara itu dalam keseharian di sekolah-sekolah istilah pembelajaran atau proses pembelajaran sering dipahami sama dengan proses belajar mengajar dimana di dalamnya ada interaksi guru dan siswa dan antara sesama siswa untuk mencapai suatu tujuan yaitu terjadinya perubahan sikap dan tingkahlaku siswa. Apa yang dipahami guru ini sesuai dengan pengertian yang diuraikan dalam buku pedoman kurikulum (1994:3) Sistem pendidikan di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari sistem masyarakat yang memberinya masukan maupun menerima keluaran tersebut. Pembelajaran mengubah masukan yang berupa siswa yang belum terdidik menjadi siswa yang terdidik.
Fungsi sistem pembelajaran ada tiga yaitu fungsi belajar, fungsi pembelajaran dan fungsi penilaian. Fungsi belajar dilakukan oleh komponen siswa, fungsi pembelajaran dan penilaian yang terbagi dalam pengelolaan belajar dan sumber-sumber belajar) dilakukan oleh sesuatu di luar diri siswa (Arief,S. 1984:10 dalam Rusfidra,2006). Sebenarnya belajar dapat saja terjadi tanpa pembelajaran namun hasil belajar akan tampak jelas dari suatu pembelajaran. Pembelajaran yang efektif ditandai dengan berlangsungnya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila dalam dirinya terjadi perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa dan sebagainya. Dalam pembelajaran hasil belajar dapat dilihat langsung, oleh karena itu agar kemampuan siswa dapat dikontrol dan berkembang semaksimal mungkin dalam proses belajar di kelas maka program pembelajaran tersebut harus dirancang terlebih dahulu oleh para guru dengan memperhatikan berbagai prinsip-prinsip pembelajaran yang telah diuji keunggulannya.(Arief. Sukadi 1991:12).
b.       Guru
Guru merupakan komponen penting dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Dalam menjalankan fungsinya sebagai agen pembelajaran, guru harus memiliki empat kompetensi dasar, yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi kepribadian dan kompetensi profesional. Selain itu, berdasarkan Standar Nasional Pendidikan, setiap guru harus memiliki kualifikasi pendidikan sarjana satu atau diploma IV. Guru merupakan faktor determinan dalam revitalisasi pendidikan nasional. Guru adalah motivator, fasilitator sekaligus ilmuwan. Guru merupakan Tingkatan keahlian dari seorang hacker. Istilah ini digunakan pada seseorang yang mengetahui semua hal pada bidangnya, bahkan yang tidak terdokumentasi. Ia mengembangkan trik-trik tersendiri melampaui batasan yang diperlukan. Kalau bidangnya berkaitan dengan aplikasi, ia tahu lebih banyak daripada pembuat aplikasi tersebut. Guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru secara maksimal.
1.9  Metode Penelitian
a.       Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe pada semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 pada tanggal 02 Agusstus 2012
b.       Rancangan Penelitian
Berdasarkan masalah yang akan diteliti maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode analitik. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang mengguanakan observasi, wawancara atau angket mengenai keadaan sekarang ini, mengenai subjek yang akan kita teliti. (Ruseffendi,E.T.1994:30)
Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya (Sukmadinata 2006:72). Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat atau efek yang terjadi, atau tentang kecendrungan yang tengah berlangsung. Furchan (2004:447) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dirancang untuk memperoleh informasi tentang status suatu gejala saat penelitian dilakukan. Lebih lanjut dijelaskan, dalam penelitian deskriptif tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikendalikan serta tidak ada uji hipotesis sebagaimana yang terdapat pada penelitian eksperimen. Adapun jenis dari penelitian deskriptif pada penelitian ini adalah daskriptif Analitik. Dimana studi jenis ini merupakan studi pengumpulan data yang relatif terbatas dari kasus-kasus yang relatif kecil jumlahnya. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan informasi tentang individu. Berdasarkan ruang lingkupnya (sensus atau survai sampel) dan subyeknya (hal nyata atau tidak nyata), sensus dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu: sensus tentang hal-hal yang nyata, sensus tentang hal-hal yang tidak nyata, analitik sampel tentang hal-hal yang nyata, dan analitik sampel tentang hal-hal yang tidak nyata.
c.        Populasi Dan Sampel
Populasi adalah keseluruahan objek penelitian (Arikunto. 2005). Dalam penelitian survey, populasi adalah kelompok untuk mana para peneliti ingin melakukan generalisasi; yaitu, kelompok untuk mana hasil penelitian akan diterapkan atau diberlakukan dalam penelitian ini, target populasi kami adalah semua guru bidang studi biologi di kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe tahun ajaran 2011/2012 dari semua lulusan program sarjana.
Sample adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto. 2005). Sample harus representative artinya segala karasteristik populasi harus tercermin dalam sample yang akan diambil. Sampling merupakan persoalan metodologikal yang krusial dalam penelitian survey. Karena biasanya tidak mungkin melakukan survey terhadap seluruh angota populasi, maka para peneliti biasanya memilih sebuah sub kelompok (sampel) dari populasi tersebut. Prinsip pokok dalam memahami tentang pengambilan sampel (sampling) adalah bahwa bagaimana cara sampel tersebut dipilih mempengaruhi kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik dari penelitian. Sampel yang dipilih untuk penelitian harus serupa dengan populasinya, karena hasil atau kesimpulan penelitian yang diambil dari sampel akan diberlakukan/digeneralisasikan kepada populasinya. Untuk penelitian ini teknik pengambilan sample yang digunakan adalah teknik random sederhana yaitu dengan cara memberi nomor semua anggota populasi, dalam hal ini semua guru bidang studi biologi di kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe tahun ajaran 2011/2012, kemudian membuat nomor- nomor pada kertas-kertas kecil, kertas kecil kemudian digulung, dimasukkan dalam tempat dan dilocok. Kita melakukan pengocokkan terus sampai memperoleh sejumlah kertas kecil bernomor sebanyak yang diperlukan. Dalam penelitian ini diperlukan sebanyak 30% sample dari populasi yang ada.
d.      Instrumen Penelitian
Menurut suharsimi (1999 : 151) instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar peneliti lebih mudah mendapatkan hasil dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap sistematis. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.      Angket (kuisioner)
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dangan jawaban yang telah disediakan pada setiap item pertnyaanya.menurut faisal (1981:4) disebut angket tertutup, bila item pertanyaan pada angket disertai kemungkinan jawabanya, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang dinilainya paling sesuai. Dalam pembuatan angket tertutup ini penulis menggunakan sekala likert. Menurut sugiono (2005:107) sekala likert terdiri dari empat tingkatan yaitu selalu (sl), sering (sr), kadang-kadang(kd), tidak pernah (tp). Untuk kriteria penilaian peritem. jawaban yang dijawab dijelaskan dalam tabel berikut:
No
Tingkatan
Skala Likert
Skort
Jawaban
1.
Selalu
1


2.
Sering
2


3.
Kadang-kadang
3


4.
Tidak pernah
4


Sumber : Sugiono (2005:108).
Adpun lankah- langkah yang dilakukan dalam penyusunan angket adalah
a. Penyusunan Indikator
Sebelum angket ini disusun, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi angket yang meliputi indikator faktor internal guru biologi saat melakukan proses pembelajaran.
b. Penyusunan Angket
 Setelah kisi-kisi angket dibuat selanjutnya dilakukan penyusunan penrnyataan angket yang berhubungan dengan indikator.
 c. Ujicoba Angket
 Angket yang sudah disusun tersebut kemudian di ujicobakan. Menurut sugiono (2005:213) untuk menentukan valid atau tidak valid suatu butir dalam angket digugunakan rumus angka kasar.
2.      Observasi
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada tahap mengamati (observasi) yaitu:
1. Melakukan diskusi dengan guru biologi dan kepala Sekolah untuk rencana observasi.
2. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran yang dilakukan guru kelas VII SMP Negeri sekota Lhokseumawe.
3. Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model pembelajaran.
4. Menganalisis temuan saat melakukan observasi dan pelaksanaan observasi
3.      Pengumpulan data
a.       Data Penelitian
Dalam penelitian ini ada dua data yang digunakan, yang pertama adalah data tentang keterampilan guru biologi kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe dalam menerapkan model pembelajaran, dan yang kedua data tentang nilai ujian biologi siswa kelas VII SMP Negeri kota Lhokseumawe.
b.      Sumber Data
Menurut suharsimi (1999:112) sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis atau lisan. Adapun responden penelitian ini adalah guru biologi kelas VII SMP Negeri kota Lhoksemawe. Kemudian untuk data tentag hasil ujian, datanya berupa nilai ujian akhir biologi siswa.
c.       Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini digunakan uji normalitas. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data angket penelitian terdistribusi normal. Dalam penelitian ini digunakan uju lilloefors. Menurut sujana (1992:446) langkah-langkah Lilliefors sebagai berikut :
1.      Membuat Tubulasi Data
2.      Mengadakan pengamatan tarhadap X¬1, X2,..........,Xn untukl diubah menjadi angka baku Z1, Z2,.........., Zn
Keterangan:
Z1              : Angka baku
X               : Rata-rata
S                : Simpangan Baku
3.      Menentukan peluang F (Z¬¬¬i) = P< (Z¬¬¬i) berdasarkan daftar distribusi normal baku.
4.      Selanjutnya dihitung proporsi Z1,Z2,………….,Zn. Yang lebih kecil atau sama dengan Z. jika proporsi ini dinyatakan oleh S(Z¬¬¬i) maka rumusnya S(Zi)= Harga mutlak dihitung dari selisih F(Z¬¬¬i)- S(Z¬¬¬i) dan diambil dari harga mutlak Yang paling besar sebagai L- hitung (L0).
5.      Dari L table (Lt) untuk sebanyak N dan taraf nyata @= 0,05 dan dibandingkan dengan (L0)
6.       Pada taraf nyata @= 0,05, jika (L0) < (Lt) maka table terdistribusi normal dan juka sebaliknya sampel terdistribusi normal.













DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Joko. 1997. Model Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Kuntoro, Ari.1993. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Shertian. 2000. Konsep Dasar Dan Teknik Supervise Pendidikan Dalan Rangka Pengembangan Sumberdaya Manusia. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, N. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Rosdakarya.
Sudijono, A. 1996. Metode Stastitik. Bandung : Tarsito.
Silbermen. 1996. Active Learning. Yogyakarta : Nusa Media.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review